Taekwondo bukan ajang sok jagoan. Taekwondo adalah ajang belajar beladiri sembari menambah persaudaraan. We are Brothers in Taekwondo
History membuktikan bahwa Koguryo dikenal sebagai Dojang Penghasil Juara. Let's Join with Us, be a CHAMPION
Bukan cuma berlatih bersama, Dojang Koguryo juga sering mengadakan acara main bareng
Dojang Koguryo tak hanya melatih beladiri, namun juga mengajarkan atletnya agar berjiwa sosial
JUARA buah kerjasama yang baik antara pelatih, orang tua atlet dan atlet itu sendiri. Dojang Koguryo proaktif mengadakan pertemuan dengan orang tua atlet untuk mendengar masukan demi memberikan pelayanan terbaik
Alhamdulillah. Kata tersebut mewakili rasa syukur kami sebagai tim pelatih Koguryo Manahan atas prestasi terbaru yang ditorehkan atlet-atlet Manahan pada bulan September ini. Berlaga di ajang PON, 3 atlet Koguryo Manahan yang mewakili tim Jawa Tengah berhasil mendulang 2 perak dan 1 perunggu. Sementara diajang Malaysia Open, salah satu atlet Koguryo Manahan, Ardan Muhammad Firdaus yang kini menjalani pusat pelatihan di Ragunan meraih 2 perak di kelas Poomsae.
Pada ajang PON ini, Koguryo Manahan tak hanya mengirimkan atletnya saja untuk mewakili Jawa Tengah. 2 pelatih dari Koguryo Manahan juga ditunjuk untuk menahkodai tim Jawa Tengah untuk berlaga di PON XIX Jabar kali ini. Mereka adalah Sabeum Hakiman sebagai pelatih utama poomsae Jawa Tengah dan Sabeum Hari Supriyanto sebagai pelatih utama kyurigi Jawa Tengah. Kebahagiaan semakin bertambah tatkala kedua pelatih ini berhasil menjadikan Jawa Tengah menduduki runner up dalam ajang ini dibawah tuan rumah Jawa Barat.
2 perak disumbangkan oleh M. Hafizh yang berlaga di kelas poomsae beregu putra, dan Vony Dian P. di kelas U-67 Kg kyurigi putri. Sedangkan 1 perunggu disumbangkan oleh Ade Kumara Sandi di kelas U-87 Kg kyurigi Putra. Pada pertandingan yang dihelat di Gymnasium UPI Bandung, M. Hafizh kalah selisih poin dengan atlet tuan rumah Jawa Barat yang diperkuat salah satu andalan Indonesia, Maulana Haidir. Sedangkan Vony Dian P. juga kurang beruntung karena di partai final kalah dengan atlet tuan rumah Agnesia Permata. Atlet-atlet tuan rumah memang sangat mendominasi di ajang ini dengan meraih 12 medali emas.
Sementara itu, 1 perunggu disumbangkan oleh Ade Kumara Sandi yang kalah dari atlet pelatnas dan turun mewakili provinsi Sumatra Utara, Basuki di partai semifinal. Dari ketiga atlet ini semuanya telah mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Sempat melakukan TC di Korea Selatan pada bulan Juni-Juli lalu dan berlatih giat hingga 4x sehari membuat teknik dan fisik mereka berkembang pesat. Hasil ini memang agak melenceng dari target yang diharapkan. Namun apapun itu, kita tentu wajib bersyukur atas prestasi yang ditorehkan. Apalagi M. Hafiz dan Ade Kumara Sandi masih duduk di bangku SMA, sehingga kita berharap kedepan atlet-atlet muda ini bisa lebih berprestasi diajang yang lebih tinggi dan dapat mewakili Indonesia diajang internasional.
Tim pelatih berharap, 4 tahun lagi ketika penyelenggaraan PON di Papua akan ada atlet-atlet Koguryo Manahan yang ikut dan berprestasi didalamnya. Tetap semangat, dan terus berlatih dengan giat anak-anak !!!
Ade Kumara Sandi didampingi Sabeum Heri saat berlaga di PON
Sabeum Hakiman bersama Hafiz saat setelah pengalungan medali
Vony Dian P saat pengalungan medali perak
Ade Kumara saat pengalungan medali perunggu
Ardan Firdaus saat berfoto bersama tim di Malaysia Open